agan-agan udah pada tau gak?? kalau posisi sex kita dapat mempengaruhi jenis kelamin bayi kita loh...
wah yang belum tahu kudu wajib tahu ni gan, yang mau jadi bapak atau yang udah jadi bapak perlu tahu posisi bikin kelamin anak.hahaha
Posisi SEKS Menentukan Kelamin Bayi –
Secara alamiah, perempuan memiliki kemungkinan hamil sekitar 20-25
persen dalam satu siklus usia 20-an tahun. Artinya, pada usia 20-an
tahun, pada setiap siklus ovulasi, kemungkinan menjadi hamil adalah
20-25 persen.
Jenis kelamin sendiri sudah terbentuk
sejak terjadinya penggabungan sel (fertilisasi) antara sel sperma dengan
sel telur di saluran telur. Jadi, proses terjadinya manusia bukan di
rahim, melainkan di ujung saluran telur yang disebut ampula tuba
fallopi.
“Setelah pertemuan itu, boleh dibilang
semua bahan dasar manusia sudah terbentuk. Terjadilah penggabungan
kromosom ibu dan kromosom ayah, termasuk jenis kelamin juga akan
terbentuk. Seandainya terjadi kelainan pun, sejak awal sudah bisa
diketahui,” ujar Dr. Prima Progestian, Sp.OG., dari RSIA Muhammadiyah
Taman Puring , Jakarta.
Setelah itu, sel yang sudah bergabung
tadi masuk kembali dan menempel di rahim menjadi embrio. Atau
sebaliknya, keluar lagi sebagai menstruasi. Apabila terjadi penggabungan
antara sperma Y dengan sel telur X , maka akan menjadi janin laki-laki.
Perempuan hanya membawa satu jenis kromosom (X), sedangkan laki-laki
memiliki 2 jenis sperma yang membawa kromosom X dan Y.
Terkadang terjadi kegagalan pembentukan
sperma. Misalnya, pada kejadian XO atau hanya membawa sperma X,
sedangkan Y tidak terbentuk. Akhirnya, yang terjadi adalah anak
perempuan yang tidak sempurna. Ada juga kelainan di mana kromosomnya
berlebih atau kurang. Kelainan ini bisa memengaruhi pola penampilan
seks. Misalnya, jika yang terjadi adalah XYY, bisa jadi yang muncul
adalah anak yang sangat agresif. Di Amerika, penelitian biasanya
dilakukan ke para bandit. “Ternyata ditemukan kromosom Y-nya berlebihan,
sehingga mereka menjadi sangat agresif dan menimbulkan permasalahan
sosial,” kata Prima melanjutkan.
Faktor yang sangat memengaruhi jenis
kelamin bayi adalah faktor genetik. Sebagai contoh, di Amerika,
ditemukan sebuah keluarga yang memiliki kecenderungan selalu melahirkan
bayi laki-laki. Selama 200 tahun, keturunan keluarga tadi laki-laki
semua. “Ini tergantung kekuatan atau jumlah sel sperma yang ada. Tapi
secara umum, probabilitas jenis kelamin bayi adalah 50-50.”
Kedalaman Penetrasi Jadi, sebetulnya,
bisa tidak sih, pasangan suami-istri memilih jenis kelamin bayi sesuai
keinginan mereka? Banyak pendapat atau mitos yang menganjurkan trik
tertentu agar diperoleh jenis kelamin bayi yang sesuai harapan, dari
mulai posisi hubungan seks, makanan, dan sebagainya.
Metode yang sekarang banyak dipakai
adalah metode yang ditemukan Dr. Landrum Shettles. Penulis buku How to
Choose the Sex of Your Baby ini menganalisis bahwa pH vagina berperan
dalam proses pembuahan. PH yang semakin basa (alkalis) cenderung
menghasilkan bayi berjenis kelamin laki-laki, sementara pH yang lebih
asam (asiditas) sebaliknya. Dari dasar ini, kemudian diteliti dan dicari
cara memperoleh suasana pH vagina yang diiinginkan.
Salah satunya adalah posisi hubungan
seks. Agar menimbulkan suasana pH vagina yang basa, posisi hubungan seks
yang dianjurkan adalah penetrasi semakin dalam ke arah serviks. “Ini
bisa menimbulkan suasana basa, sementara penetrasi yang lebih ke arah
luar, cenderung menciptakan suasana asam yang artinya peluang memperoleh
anak perempuan lebih besar,” lanjut Prima.
Sementara untuk mengontrol
dalam-tidaknya penetrasi, posisi yang dianjurkan adalah posisi misonaris
untuk menciptakan pH asam, dan posisi rear-entry untuk menciptakan pH
basa.
Begitu juga dengan makanan, dipilih
jenis yang bisa menimbulkan suasana asam atau basa. Misalnya, untuk
menciptakan suasana asam, maka konsumsi makanan yang dianjurkan adalah
makanan yang mengandung unsur garam, atau makanan yang tinggi kalsium
dan magnesium, seperti produk susu olahan (keju, yoghurt ) dan
turunannya. Kemudian, menghindari makanan yang mengandung daging, karena
tinggi natrium dan kalium. Sebaliknya, untuk memperoleh bayi laki-laki,
pilih makanan yang tinggi natrium dan kalium. Ini akan membantu suasana
cairan vagina menjadi lebih basa.
Timingnya Tepat
Selain posisi hubungan seks dan makanan,
cara lain yang sering dipakai adalah mencuci vagina sebelum berhubungan
intim. Misalnya, untuk mendapatkan pH vagina yang asam, vagina dicuci
dengan cuka, sementara untuk mendapatkan suasana basa, bisa dibasuh
dengan soda kue (baking soda ). Teknik ini memiliki tingkat keberhasilan
yang tidak terlalu tinggi, sekitar 50-70 persen.
Teknik lainnya adalah dengan teknik
waktu ovulasi (timing of ovulation ), yang juga diperkenalkan oleh Dr.
Shettles. “Dasar teknik ini adalah melihat tingkat gerakan sperma.
Sperma Y lebih kecil, karena materi genetiknya lebih sedikit, tapi
umurnya pendek. Sementara sperma X lebih gendut, lebih besar dan lebih
lambat gerakannya, tapi umurnya lebih tahan lama,” jelas Prima.
Atas dasar bentuk anatomi sperma ini,
Shettles melihat faktor waktu hubungan seksual bisa berpengaruh terhadap
jenis kelamin bayi. Semakin dekat waktu hubungan seks ke waktu ovulasi,
diharapkan sperma Y yang lebih cepat bergerak ke sel telur, sehingga
kemungkinan menghasilkan anak laki-laki lebih besar. Shettles
menganjurkan hubungan intim dilakukan 1-2 hari sebelum ovulasi.
“Kalau ingin anak perempuan, hubungan
intim sebaiknya dilakukan jauh-jauh sebelum ovulasi, bisa 3 – 5 hari
sebelum ovulasi, setelah itu jangan berhubungan lagi,” lanjutnya.
Diharapkan, sperma X sudah loyo, sementara sperma Y masih tahan sampai
ke sel telur. Shettles mengklaim, teknik ini memiliki tingkat
kemungkinan berhasil 70 – 80 persen.
Pilah-pilih Sperma
Selain metode Shettles yang boleh
dibilang low technology , orang mulai mencari cara memilih jenis kelamin
dengan cara yang lebih scientific dan lebih pasti. Salah satunya dengan
memilih sperma. X dan Y dengan jalan disaring dengan cairan albumin
(albumin method ). Metode ini ditemukan oleh Dr. Ronald Ericsson, PhD
dan sekarang digunakan untuk proses inseminasi.
Prinsipnya, sperma di-washing , diputar
(centrifuged ), kemudian dimasukkan ke dalam media albumin. Nah, sperma
yang kemampuan berenangnya bagus diambil. Metode ini hanya memilah
sperma yang baik, tapi tidak memilih jenis sperma, sehingga
kemungkinannya hanya 78 persen-85 persen untuk bayi laki-laki, dan 73
persen-75 persen untuk bayi perempuan.
Metode yang lebih canggih lagi adalah
dengan mikro sortir (microsort ). Prinsip metode ini adalah menandai
kromosom dengan pewarna fluorescence atau FISH (fluorescence in situ
hybridization ). Sperma ditandai dengan pewarna fluorescence, sehingga
memancarkan warna tertentu, melalui alat yang dinamakan flow citometry .
Misalnya, sperma Y hijau, sperma X merah. Setelah itu akan diperoleh X
sort atau Y sort .
Keberhasilan metode ini diklaim
meningkat sampai 85 persen, meskipun masih ada sperma yang lolos juga.
“Metode ini juga sudah dilakukan di Amerika Serikat, meskipun masih
muncul pro-kontra seputar keamanan pewarna,” pungkas Prim
No comments:
Post a Comment